Rabu, 08 Februari 2023

Studi Dasar Islam (SDI) 2023 I FSIAP

 Asslamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Forum Studi Islam Mahasiswa Pertanian (F-SIAP) Fakultas Pertanian Universitas Jember telah melaksanakan kegiatan pengkaderan yang merupakan kegiatan tahunan dalam rangka regenerasi anggota F-SIAP. Kegiatan pengkaderan ini merupakan salah satu misi F-SIAP yakni “Perekrutan kader tersistem” yang mana misi tersebut merupakan misi pertama UKM F-SIAP. Kegiatan pengkaderan tersebut dikenal dengan Studi Dasar Islam (SDI) yang terdiri dari kegiatan Pra SDI, SDI dan Pasca SDI. Seluruh serangkain kegiatan tersebut wajib diikuti anggota baru F-SIAP. Pada SDI tahun 2023 ini bertemakan yaitu “Mewujudkan Insan Bertaqwa yang Berintelektual dan Tangguh menjadi Generasi Rabbani”.


Kegiatan SDI tahun 2023 terdapat SDI ruang yang telah dilaksanakan di Ruang Kuliah Kopi 2.4 FP UNEJ hari Kamis, 26 Januari 2023/4 Rajab 1444 H yang mana juga didatangi oleh pembina F-SIAP (Moh. Nur Khozin S.P., M.P.), Kasubag Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni (Ir. Eddy Suhan) serta beberapa karyawan FP UNEJ lainnya dan diresmikan oleh Wakil Dekan III FP UNEJ yakni Dr. Ir. Sholeh Avivi, M.Si. Kegiatan peresmian dilanjutkan dengan penyampain materi keaswajaan oleh Dr. Moh. Lutfi Nur Cahyono, M.H.I. yang merupakan dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.


Kegiatan SDI dilanjutkan tanggal 28 – 29 Januari 2023/6 – 7 Rajab 1444 H yang merupakan kegiatan SDI lapang bertempat di Pondok Pesantren Raden Rahmat Sunan Ampel, Antirogo. Pondok Pesantren tersebut diasuh oleh Kyai Ahmad Nafi’, S.TP., M.P. yang merupakan dosen FTP UNEJ sekaligus pembina UKM Mustika UNEJ dan UKM Kosinus Teta FTP UNEJ. Serangkaian kegiatan SDI lapang dimulai dari kegiatan khataman 30 juz, dilanjut materi kepribadian, lalu pengenalan pengurus, materi keorganisian dan ke-F-SIAP-an serta serangkaian kegiatan di Pondok Pesantren yang juga diikuti oleh panitia dan peserta.

Kegiatan hari kedua lapang yaitu Outbond sekaligus kegiatan inti dalam serangkaian acara SDI yaitu pembaiatan anggota baru F-SIAP. Outbond bertempat dibelakang pondok pesantren dengan diisi beberapa games yaitu Volly Air, lanjut potongan Ayat, Mistery Box serta lomba pengisian botol bocor. Kegiatan outbond bertujuan untuk melatih kekompakan peserta, kemampuan dalam berpikir cepat, serta bertadabbur alam dan juga menjadi tujuan dari tema SDI 2023 yaitu “Mewujudkan Insan Bertaqwa yang Tangguh”. Lanjut pada acara inti yaitu pembaiatan yang diikuti oleh seluruh peserta dan dipimpin langsung oleh Ketua Umum F-SIAP 2023. Kegiatan pembaiatan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk peresmian menjadi anggota baru F-SIAP.


Berakhirnya serangkaian kegiatan SDI akan dilanjutkan dengan kegiatan Pasca SDI yang akan dilakukan oleh anggota baru F-SIAP. Kegiatan SDI selanjutnya insyaa Allah akan diadakan lagi tahun 2024 untuk melanjutkan regenerasi F-SIAP. 

Jazakumullah khairan katsir

Wassalamu’alikum Warahmatullahi Wabarakatuh


CERPEN AICIFAP UNEJ 2022 : SIASAT HATI MENUJU ILAHI

Siasat Hati Menuju Ilahi

Oleh: Zainatul Khasanah

 

Pengumuman kelulusan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) menjadi penantian seluruh siswa SMA tak terkecuali Amaira Nursanda yang biasa disapa Maira, seorang siswi dari MA Al-Hidayah yang termenung diam tanpa keberanian membuka laman resmi LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) setelah melihat banyak temannya yang tidak lulus.

“Ra kamu lulus gak?” Tanya Elliza Salsabila sahabat Maira, yang biasa dia sapa Elliza.

“Belum aku cek, aku gak berani…” sahut Maira

“Kamu lulus gak?” sambung Maira.

“Cek gih nyakmu, siapa tahu lulus, aku gak lulus”. Jawab elliza pasrah.

“Gak papa, jangan berlarut-larut sedihnya, Allah pasti punya rencana terbaik buat kita semua El, semangaaat dong... kamu cantik kalau lagi semangat, seperti cahaya matahari yang menyilaukan diriku, hahahahah.....” hibur Maira.

“Ntar aku cek nyakku. Apa pun hasilnya kita harus tetap semangat” sambung Maira berusaha menenangkan keadaan, meski dirinya sendiri sebenarnya tidak tenang

"Okedeh mumpung ada kamu, aku coba buka yaaaah, kita lihat hasilnya bareng-bareng”. Sambung Maira. 

Maira memberanikan diri membuka laman LTMPT tersebut, jantungnya berdetak 5 kali lebih kencang, melihat temennya tidak ada yang lulus membuat Maira overthinking. Maira tak kuasa melihatnya, karena SBMPTN menjadi satu-satunya harapan Maira kuliah di Universitas impiannya. Perlahan Maira membuka matanya yang terpejam, melihat kata yang tertuliskan “Universitas Brawijaya Program Studi Fisika”, membuat pikirannya lebih sedikit tenang, namun dia belum membaca keseluruhan kalimatnya dari awal. Akhirnya Maira kembali membaca semua kalimatnya dari awal dengan kondisi pikiran dan persaan yang lebih tenang. Maira pun sujud syukur membaca hasil Pengumuman SBMPTN yang meyatakan bahwa dirinya diterima di Universitas Brawijaya Program Studi Fisika yang menjadi impiannya, sontak Eliza sahabatnya berteriak kegirangan ikut senang dan memeluknya dengan erat sebagai ucapan selamat atas kelulusannya.

Ucapan selamat, datang pergi meramaikan WhatsApp Maira setelah melihat ucapan terima kasih yang disampaikan Maira kepada orang tua, guru-guru serta teman-teman Maira dalam story WhatsAppnya. Salah satu ucapan selamat itu diucapkan oleh Arya Teguh Satria yang biasa dia sapa Arya. Arya merupakan siswa the most wanted disekolah itu, banyak cewek-cewek yang mengagumi dan menyukainya melihat sikapnya yang sopan, pinter, keren, dan cool, tanpa terkecuali Maira sendiri yang menjadi sahabatnya. Persahabatan itu menjadikan Maira menutupi perasaannya dan memilih mencintai Arya dalam diam. Bukan hal yang baru bagi Maira mencintai seseorang dalam diam, terutama dalam statusnya menjadi santri di pondok pesantren Al-Hidayah tepatnya di Desa Bakeong, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep. 

Ilmu yang Maira dapat dalam pesantren, senantiasa dia terapkan dalam kehidupan sehari- hari, termasuk mencintai sosok Arya dalam diam. Mencintai dalam diam bukan hal yang mudah untuk dijalani, tak jarang Maira meneteskan air mata ketika kebucinannya memuncak. Namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa hanya diam dan berdoa didalam setiap sholatnya.“Ya allah yang maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati hamba dalam agamamu. Ya allah yang maha membolak-balikkan hati, hilangkanlah rasa cinta hamba kepada hambamu (Arya) jika rasa cinta hamba membawa kemudaratan bagi hamba, tapi jangan rubah rasa cinta ini menjadi rasa benci. Namun jika rasa cinta hamba membawa kemaslahatan bagi hamba maka tuntunlah hamba agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan dan jadikanlah cinta hamba kepadanya jalan bertambahnya cinta hamba kepada engkau aamiin”. Doa tersebut dia dapatkan dari nyai fatma dalam suatu kajian kitab Madrasah Diniyah dipondoknya.

Rasa cinta yang dialami Maira sangat dalam hingga dia pun sulit untuk menepisnya. Doa demi doa dia lantunkan dalam setiap sholatnya, namun hal itu hanya membawa ketenangan sesaat dan menjadikan cintanya lebih terarah tanpa menghilangkan kebucinannya, hingga pada akhirnya Maira memutuskan untuk mengambil jurusan Fisika. Selain menyukai mata pelajaran Fisika, rasa cintanya kepada Arya menjadi alasan kedua Maira mengambil jurusan tersebut, karena rasa itu Maira semakin berkurang ketika mengerjakan soal-soal Fisika yang begitu rumit. Sebelumnya Maira tidak memiliki dasar dan tidak ada bakat dalam bidang Fisika, namun keinginan yang kuat menjadikan dia nekat mengambil jurusan itu. Namun meski hal itu menjadi keinginannya, Maira tak ingin keinginan itu hanya sebuah obsesi belaka yang berujung tidak baik. Oleh sebab itu, Maira memantapkan keingian itu melalui sholat Istikharah.

Dalam setiap sholatnya, Maira berdoa agar keinginan itu tidak tercapai jika pada akhirnya membawa kemudaratan, dan berdoa semoga impiannya tercapai apabila membawa kemaslahatan. Maira sangat bimbang akan pilihannya. Disatu sisi, dia menyukai Fisika meski tidak memiliki dasar dalam bidang itu. Tapi di sisi lain Maira merasa keinginan itu diperkuat dengan tekatnya yang menghindari kebucinan pada sahabatnya sendiri. Maira takut keinginan itu hanyalah sebuah obsesi belaka. Tiada henti dia berdoa, sholat Tahajjud dan sholat Istikharah untuk meminta petunjuk Allah SWT agar senantiasa dalam bimbingannya.

Pada akhirnya Istikharah pun menjadikan dia yakin akan pilihannya. Setelah dia mengisi formulir pendaftaran SBMPTN di laman resmi LTMPT akhirnya dia pun sedikit lega dan hanya pasrah. Sebelum UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) Maira belajar dengan giat meski dia tahu Fisika merupakan pelajaran yang sulit baginya, belajar 1 bulan tidak cukup untuk mempersiapkan UTBK tersebut. Namun keinginan itu tidak pupus hanya karena dia tidak memiliki kemampuan di bidang itu. Maira belajar dan terus belajar, bahkan ketika ada guru yang berhalangan hadir di kelasnya, dia memilih mengikuti kelas Fisika atas seizin pak Hermansyah selaku guru Fisika di MA Al-Hidayah.

UTBK pun berlangsung pada tanggal 28 mei 2021, sampai titik dimana Maira ingin mengikuti ujian Maira malah mendapat ucapan semangat dari Arya. Namun dia tetap fokus pada impian dan cita-citanya dan meminta doa terbaik dari Arya untuknya. Dalam persahabatan hal itu sudah menjadi hal biasa dalam memberikan dukungan pada sahabatnya sendiri. Namun ketika dalam persahabatan itu timbul sebuah rasa cinta, hal itu menjadi alasan terkuat seseorang untuk sulit melupakan.

Pada saat ujian, hingga setelah ujian tidak hal lain dalam benak Maira kecuali impiannya untuk diterima dalam Universitas dan jurusan yang dia impikan. Dia tahu bahwa kelulusan itu hal yang sulit melihat kemampuan Maira dalam Fisika, namun doa menjadi senjata tertajam untuk menaklukkan segalanya hingga akhirnya Maira dinyatakan lulus dalam UTBK-SBMPTN 2021 tersebut. Kelulusan tersebut menjadikan Maira senang dan langsung bersujud syukur, mengingat ucapan orang tuanya saat meminta izin kuliah didaerah lain.

“Bapak, Ibu.., aku boleh tidak daftar di Universitas diluar Madura?” Tanya Maira sebelum mendaftar SBMPTN.

“Nak, kamu boleh daftar dimana aja, kita ngizinin kok. Tapi…kalau masalah biaya kita tidak ada” jawab Bapaknya seraya mengelus kepala Maira.

Setelah mendengar kabar bahwa Maira lulus, ibu dan bapaknya senang sekali, begitu juga dengan Maira karena SBMPTN menjadi jalan terakhir Maira kuliah di Universitas favorite tanpa biasa, melalui program KIP-K (Kartu Indonesia Pintar-Kuliah). Maira mempersiapkan dirinya belajar Fisika sebelum perkuliahan dimulai. Perasaan Maira kepada Arya kini memudar setelah mereka tidak lagi berada dalam satu lingkungan pendidikan. Sekarang dalam pikiran Maira hanya fokus terhadap kuliah dan cita-citanya menjadi seorang fisikawan.

Setelah kuliah berlangsung kini Maira bersaing dengan kemampuan dirinya sendiri. Maira merasa kesulitan belajar Fisika. Secara perlahan dia mencoba menyamakan kemampuannya dengan teman-teman yang lain. Pada semester 1 kuliah berlangsung secara online karena pandemi covid-19 masih menyebar diseluruh Indonesia. Maira mengira semester 1 dia bisa belajar bersama dengan teman-temannya, sehingga dapat dengan mudah memahami mata kuliah Fisika. Namun hal itu berjalan tidak sesuai rencana. Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) identik dengan jurusan yang berhubungan dengan praktikum, termasuk jurusan Fisika. Adanya laporan praktikum pada setiap mata kuliah MIPA dasar seperti Fisika, Biologi, Kimia, dan Kalkulus dasar, ditambah lagi PPMB (Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa Baru) yang juga ditempuh pada semester ini, menjadikan mahasiswa baru harus beradaptasi dan dituntut pintar dalam mengatur waktu. Jadwal yang padat tersebut membuat Maira dan teman-temannya tiak bisa belajar bareng.

Maira tidak tahu lagi harus bagaimana dia memahami mata kuliah Fisika. Sistem belajarnya yang membutuhkan sosok seorang guru secara tatap muka menjadikan dia kesulitan belajar secara online. Selain itu tempat tinggal Maira yang cukup terpencil membuat Maira keluar masuk Zoom ketika perkuliahan karena signalnya tidak stabil. Ketika ingin mengulang mempelajari materi yang tidak dia pahami, waktunya tidak banyak, melihat tutor di You Tube signal di daerah Maira tidak mendukung dan tidak ada teman belajar. Meski dalam 1 minggu hari liburnya sabtu dan minggu, namun bagi mereka itu bukanlah hari libur, karena dihari sabtu mereka mengikuti PPMB, dan dihari minggu mereka mengerjakan tugas kuliah, laporan praktikum, dan tugas-tugas PPMB. Lengkap sudah kendala yang Maira alami. Banyak teman Maira yang memundurkan diri (resign), namun hal itu tidak membuat Maira menyerah. Sesulit apa pun kehidupan pasti tuhan berikan jalan, selama kita mau berusaha dan berdoa. Dalam suatu usaha ada yang namanya proses dan kesulitan itu tidak lain adalah proses untuk mencapai kesuksesan. Prinsip tersebut menjadikannya tetap bertahan.

“Maira harus bisa… Pertama, itu merupakan pilihan Maira sendiri, jadi apa pun kondisinya Maira harus siap menerima konsekuensinya. Kedua, itu merupakan impian Maira, Maira gak mau kan mengecewakan ibu bapak? Maira mau kan ngebuat ibu bapak bangga? Kamu pasti bisa Maira…yokkk bisa yokkkk..!!!” ucap Maira dalam benaknya berusaha menyemangati dirinya sembari meneteskan air mata.

Dalam setiap sholatnya tanpa henti dia berdoa agar diberikan kemudahan dalam menghadapi segala kesulitan, baik dalam dunia pendidikan mau pun dalam kehidupan.

Artinya:

“Ya Allah dzat yang menghilangkan kekhawatiran, dzat yang membuka kebingungan yang menjawab doa orang yang sangat membutuhkan (mendesak), yang maha memberi kasih sayang dunia dan akhirat dan pemberi rahmat keduanya. Engkau Allah yang mengasihi aku, maka kasihanilah aku dengan rahmatmu, cukup kanlah aku di dunia dan di akhirat dari selain mu.”.

Doa itu Maira lantunkan dalam setiap sholatnya termasuk dalam sholat 1/3 malam (Tahajjud) dan Dhuhanya. Hingga tibalah dimana situasi menegangkan bagi Maira yakni penilaian mata kuliah. Setelah hasilnya keluar Maira sangat takut akan nilainya yang kecil ditengah statusnya sebagai penerima KIP-K dengan batas IP (Indeks Prestasi) minimal sebesar 2,75. Malam itu Maira menunggu penilaian mata kuliah terkahir yaitu mata kuliah Bahasa Inggris dan itu satu-satunya harapan IP Maira mencapai batas minimal penerima KIP-K. pikiran Maira campur-aduk sampai- sampai Maira berencana untuk mendaftar beasiswa lain demi menjaga dirinya agar tetap melanjutkan kuliah. Malam itu bertepatan dengan penutupan pendaftaran suatu beasiswa tanpa ada batas minimal IP. Maira ingin mendaftar beasiswa itu melihat IPnya yang kecil, namun Maira juga takut karena besok masih ada harapan satu mata kuliah yang mungkin bisa menyelamatkan IPnya. Hingga pada akhirnya Maira meyerahkan semuanya kepada Allah dalam doa sholatnya. Ketika menhdapi suatu masalah atau pun kebingungan akan suatu pilihan Maira selalu mengingat dawuh nyai Fatma dipondoknya dulu bahwa setiap masalah sekecil apa pun ketika kita serahkan kepada Allah SWT maka innsyaallah yang terjadi itulah yang terbaik.

Akhirnya Maira pun memilih untuk tidak mendaftarkan diri dalam beasiswa tersebut, dia pasrah akan hasil nilainya. Setelah mendapat kamar dari temannya bahwa nilai mata kuliah Bahasa Inggris keluar Maira memberanikan diri untuk melihatnya dengan hati pasrah. Melihat nilai Bahasa Inggrisnya Maira langsung sujud syukur, karena IPnya masih berada dalam batas minimal.

“Gak papa dapat IP 2,75 yang penting sudah berusaha dan KIP-Kku masih aman. Pokoknya semester depan harus lebih semangat….!!!” Seru Maira menghibur dirinya yang kecewa dengan nilai IPnya.

Bagi Maira jurusan Fisika tidaklah mudah untuk dilalui, kerja kerasnya sepanjang hari dan malam dan bahkan sarapannya berubah 180 menjadi jam satu atau bahkan lebih dari itu, namun IP yang didapat tidak lebih dari batas minimal KIP-K. Meski hasilnya tidak sesuai keinginan dan kerja kerasnya, Maira tetap bersyukur masih bisa melanjutkan kuliah.

Semester dua akan dimulai, Maira tidak tahu harus sedih apa senang melihat IP semester kemaren manjadikan dia insecure, tapi di sisi lain dia senang karena bisa belajar secara tatap muka, dan bisa belajar bareng dengan teman-temannya. Maira dan teman-temannya belajar bersama disetiap ada waktu luang, terutama ketika akan menghadapi kuis, UTS, dan UAS. Hingga suatu ketika malam–malam Maira nekat jalan kaki sendirian ke kampusnya demi belajar bersama temannya. Apa pun cuacanya tidak menjadi kendala bagi Maira untuk tetap belajar, hujan dan panas sudah biasa Maira rasakan setiap kali diajak belajar bareng oleh temannya. Hingga akhirnya tibalah dimana situasi kembali menegangkan yakni penilaian mata kuliah. Namun berbeda dengn semester satu, pada semester dua ini Maira memperoleh hasil yang cukup memuaskan dibanding semester satu dengan IP 3.5. sejak saat itu Maira sudah bisa menyeimbangkan dengan lingkungan dan teman- temannya dalam jurusan Fisika. Namun sebesar apa pun nilai yang diperoleh Maira, kegigihannya dalam belajar tidak menurun sedikit pun. Karena, belajar menjadi sebuah kebiasaan dan hobby tersendiri baginya.

Sabtu, 07 Januari 2023

CERPEN AICIFAP UNEJ 2022 : AKU MENYADARINYA SETELAH KEHILANGAN

AKU MENYADARINYA SETELAH KEHILANGAN

Tema: Memperjuankan Mimpi Besar

Oleh: Widia Rohmawati

 

Hari berganti hari, minggu per minggu telah berlalu, tiba kini waktunya aku lulus dari bangku sekolah yang sangat tidak aku senangi. Bukan karena sekolahnya,pun gurunya, tapi tentang perjalanan selama aku menuntut ilmu disitu yaitu drama hidup yang selalu di mulai oleh teman- temanku. Hari semakin dekat dengan pengumuman kelulusan, aku sudah memulai pendaftaran untuk sebuah mimpi yang ku inginkan yaitu membuat ayah ibuku bangga punya anak yang bisa kuliah tanpa beliau mengeluarkan uang, yaa tentunya aku harus mendaptkan beasiswa. Akan tetapi sampai dimana aku pengumumuman kelulusan aku belum mendapatkan pengumuman kelolosan, dan aku sangat ingin itu. Setelah SNMPTN, SBMPTN belum mendapatkan kata selamat, aku tidak putus asa. Ku cari informasi tentang kampus swasta yang masih buka dan mendapatkan beasiswa. Aku mempersiapkan berkas-berkasnya dengan ucapan ibuku "kalau tidak lolos gimana?”, Yah begitulah karena beliau memang belum bisa bantu biaya, dan kalaupun emang ga lolos aku juga bakal ikhlas.

Tiba di suatu hari saya mendapatkan email "Congratulations......" Masih dalam notif, belum ku buka. "Alhamdulillah" ucapku, sangat senang,bersyukur. Dan setelah aku bukaaa lokasinya di luar pulau dan masih butuh biayaa yang sangat besarr, selain itu juga bisa di bilang kampusnya orang kaya. Tidak sampai di situ akhirnya aku menunggu hari pengumuman kampus yang lainnya, tentunya aku daftar di berbagai kampus ya. Tapi akhirnya juga NIHIL. Sudah hampir mau menyerah, ternyata aku lolos seleksi raport dan harus mengikuti seleksi CBT online, kampus ini adalah salah satu kampus swasta impianku, yang awalnya aku kalau tidak lolos Negeri mau kerja jadi semangat karena kampus ini. Kemudian hari dimana Tes CBT itu dilaksanakan aku juga ada pengumuman dari kampus yang lain, karena minimnya alat komunikasi yaitu aku belum ada laptop untuk mengerjakan tes CBT dan harus menghadiri Zoom dari kampus lain. Tentunya aku memilih tes CBT yang tidak bisa di ulang kesempatannya dan itu kampus yang aku tuju, akhirnya aku membuat alasan kalau jaringan di rumah tidak bagus jadi belum bisa zoom. Di mengertilah aku dan di kasih kesempatan untuk hari berikutnyaa.

Hari-haripun berlalu, teman-temanku yang sudah lolos di perguruan tinggi Negeri sudah memulai upload twibbon di sosial medianya masing-masing, tentunya aku juga ada rasa iri, akhirnya ku hubungi kampus yang sebelumnya aku tunda Zoom, dan aku lolos. Saat itu juga aku tidak tahu harus seneng, sedih,bersyukur atau bagaimana, karena aku tidak tahu kampusnya, orang-orang juga tidak tahu, tidak terkenal sama sekali. Sampai akhirnya aku memberanikan diri bicara ke ibu.

"Ibu, aku lolos tapi ndak di kampus yang itu, yang itu masih nunggu hasil CBT" kataku

"Kampus mana?" Ucap ibuku antara senang dan sedih

"Kampus xxxxx bu, di luar kota" jawabku

"Namanya kok aneh, ga ada yang kuliah di situ" balas ibuku tanpa rasa bangga

Kemudian aku mencoba menjelaskan dari sisi baiknya kampus itu, akreditasi,prestasinya dan yang lain. Akhirnya keluargaku setuju dan aku menandatangani perjanjian dari kampus tersebut. Dan yaaa memang tidak rezeki, setelah beberapa hari penguman CBT aku dinyatakan lolos, ayahku sangat berharap aku melanjutkan di situ, si bodoh ini karena terburu-buru menanadatangani perjanjian akhirnya sudah tidak bisa di ubah, aku tidak bisa kuliah di kampus yang aku impikan. Terkadang hidup sebercanda itu yaa,pikirku.

Akan tetapi aku tidak menyerah, di kampus ini aku akan bersungguh-sungguh untuk sebuah mimpi yang besar yaitu anak ayah ibu jadi sarjana yang sujana. Aku me mimpikan itu, dengan kelulusan sarjana cumlaude. Perkuliahan maba pun di mulai, aku mulai semangat belajar untuk buat ayah ibuku bangga, akan tetapi di akhir semester 1 tuhan berkata lain, aku harus merawat ibuku di rumah sakit, berhari-hari aku merawatnya, sampai akhirnya allah lebih sayang ibu, beliau pulang ke surganya allah bersama kebaikan-kebaikannya, semoga ibuku tenang yaa, minta doanya ya orang baik. Dan setelah itu tentunya aku harus tetap kembali menjalani hari hariku yang kosong ini dengan ayah dan adek, semangat hidupku berkurang, ibu yang ingin punya anak sarjana seperti orang lain belum kesampaian sudah tenang di surga. Mimpiku yang paling besar tentunya adalah buat orang tua ku bangga kepadaku. Namun aku harus tetap memperjuangkan mimpiku yaitu mendapatkan gelar sarjana.

Di hari-hari selanjutnya aku menyadarinya bahwa kehidupan tanpa sosok seorang ibu bagaikan tubuh tanpa badan, aku yang semulanya bergantung kepada beliau kini harus mandiri dan menggantikan posisi beliau, kini aku tersadar bahwa  menjadi sosok ibu bukanlah hal yang mudah meskipun hanya sebagai ibu rumah tangga, karena selain mengurus rumah beliau harus mengurus keluargannya, memastikan keluarganya dan anak-anaknya untuk tidak merasa kekurangan suatu apapun, mendahulukan anak-anaknya untuk sebuah kebahagiaan. Kini bahagianya ibuku sudah membersamainya di surga beserta iringan doa-doa dari keluarganya tercinta. Aku akan membuktikan bahwa mimpiku akan menjadi nyata dan buat orang tua bangga.