Aktivis
Dakwah, IPK terancam cumlaude
Assalamualaikum sobat
fillah! Bagaimana kabar iman hari ini? Dan bagaimana kabar IP semester ini? Dag
dig dug derr.. Tiap hari nengok SISTER demi melihat huruf-furuf bermunculan
satu persatu. So, gimana nih hasilnya? Tinggi, setinggi Eiffel tower? Ataukah
jatuh terhempas di lautan luka dalam? Hehe… :D
Berbicara mengenai IPK,
banyak dari mahasiswa yang memiliki mindset
untuk mendapatkan IPK setinggi-tingginya. Alasannya, karena sarjana dengan IPK
tinggi lebih diperhitungkan di dunia kerja. Secara de jure, IPK memang dapat
dipakai sebagai tolok ukur kecerdasan akademik mahasiswa. Salah nggak sih
pemikiran seperti ini? Tentu nggak salah, namun IPK tinggi bukanlah keharusan
secara mutlak. IPK tinggi bukanlah dewa yang menjadi pengukur kesuksesan
individu di masa depan. Namun sebagai seorang aktivis, terutama aktivis dakwah,
IPK merupakan urgensi yang penting untuk lika-liku perjalanan dakwah. Why?
Aktivitas dakwah adalah
sesuatu yang wajib untuk dilakukan seperti halnya menuntut ilmu. Maka nggak
“keren bianget” kalau ada yang meninggalkan aktivitas dakwah hanya karena fokus
menuntut ilmu. Padahal baik dakwah maupun menuntut ilmu merupakan hal yang
wajib. Dakwah, jika kita memahami esensinya serta berusaha ikhlas lillahi ta’ala,
bukanlah sesuatu yang dapat memberatkan aktivitas sehari-hari kita. Ingat janji
Allah dalam Qur’an surat Muhammad ayat 7 kan? “Barang siapa yang menolong agama
Allah maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya”.
So,
jangan takut dapat IPK jelek dengan berdakwah dan berorganisasi. Karena eh
karena, tidak selalu loh orang yang fokus di akademik akan mendapatkan IP yang
lebih tinggi. Jadikan dirimu mahasiswa keren dengan julukan “Kuda-kuda”
(kuliah-dakwah, kuliah-dakwah) bukannya mahasiswa “kuper kuadrat” (kuliah
peraktikum, kuliah peraktikum) melulu yaa..
Buat
yang dapat IP memuaskan, barakallah! Semoga bisa dipertahankan dan
ditingkatkan. Dan buat yang semester ini merasa kurang maksimal, segera move on
ya! Perbaiki lagi di semester depan. Ingat, bukan hasil saja yang dilihat oleh
Allah, tapi juga prosesnya. Kuncinya terletak pada bagaimana kita dapat
mengatur waktu sebaik-baiknya sehingga kuliah kita, dakwah dan organisasi kita
bisa berjalan dengan seimbang tanpa mengabaikan satu sama lain. Dalam surat
Al-Insyirah ayat 7 Allah berfirman: Faidza Faraghta Fanshab (Maka apabila kamu
telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan
yang lain).
Mau
jadi mahasiswa biasa atau luar biasa, your life is your choice sobat! Sukses
kuliah, sukses dakwah-organisasi. Tetap optimis!
Salam (Tim Syi'ar F-SIAP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar